Minggu, 27 Desember 2015

TUGAS SALAH NALAR



SALAH NALAR
ANALISA PEMBAHASAN
Nama Dosen                           : Drs. Budi Santoso.MM
Nama Penyusun                      : Nurul Maghfiroh Jufrin
NPM                                       : 26213733
KELAS                                   : 3 EB 22






FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015







KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Salah Nalar “.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang pengertian Salah nalar, macam-macam salah nalr dan faktor-faktor salah nalar.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terima kasih kepada dosen Matakuliah Sofftskills Bahasa Indonesia 2 yaitu Drs. Budi Santoso.MM , yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini.
 Akhir kata saya menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu saya mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah saya buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi bagi para pembacanya. Terima kasih.

                                                                                                    Bekasi, 27 Desember 2015





Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
I. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................................1
1.4 ManfaatPenelitian.................................................................................................................1

II. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Salah Nalar.........................................................................................................6
2.2 Macam-macam Salah Nalar.................................................................................................7
2.3 Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi.................................................................................10
2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar...........................................................................11
2.5 Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar...................................................................11

III. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2 Daftar Pustaka....................................................................................................................12







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Berpikir merupakan kata yang tentunya sudah lazim kita dengar. Bahkan berpikir dilakukan oleh semua orang dalam bertindak dan lain sebagainya. Namun, tidak semua orang mengetahui makna dari kata berpikir itu sendiri. Obyek berpikir meliputi kegiatan pikiran, akal budi manusia dan lain sebagainya. Dengan berpikir, manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya sehingga dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain. Bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Jika peraturan-peraturan itu ditepati, tentu berbagai kesalahan atau kesesatan dapat dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang dalam proses berpikir, sering terjadi kekeliruan dalam menafsirkan atau menarik suatu kesimpulan. Kekeliruan atau kesalahan dalam proses berpikir tersebut disebut dengan salah nalar. Pengertian lain mengatakan bahwa salah nalar merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Kekeliruan dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Kekeliruan dapat dihindari dengan  mengkaji terlebih dahulu sesuatu sebelum kita menafsirkan atau menarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membahas secara lebih mendalam mengenai salah nalar.
1.2      Perumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan salah nalar ?
2.      Apa saja macam-macam salah nalar
3.      Apa saja faktor penyebab terjadinya salah nalar?
4.      Mengapa salah nalar sering terjadi?
5.      Bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar?
1.3    Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui definisi salah nalar.
2.      Mengetahui  apa saja macam-macam salah nalar.
3.      Mengetahui  mengapa salah nalar sering terjadi.
4.      Mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya salah nalar.
5.      Mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar

1.4    Manfaat Penelitian
1.      Untuk menambah wawasan pembaca tentang salah nalar.
2.      Untuk mengukur seberapa jauh pembaca memahami tentang  salah nalar
3.      Sebagai pengetahuan tentang berbahasa dalam komunikasi.
4.      Pengetahuan yang diperoleh, dapat bermanfaat dalam  kehidupan sehari-hari.






Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Salah Nalar
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1.      Salah nalar induktif, berupa :
a.            kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
b.            kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
c.            kesalahan analogi.

2.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a.       kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
b.      kesalahan karena adanya term keempat.  
c.       kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d.      kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

            Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

2.2 Macam-macam Salah Nalar

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut :

1.      Generalisasi yang Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
·         Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·         Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua bentuk kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

a)      Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b)     Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.

2.      Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:
·         Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·         Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
·         Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.

3.      Kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
·         Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
·         Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.

4.      Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a.       Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b.      Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
c.       Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
d.       Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
e.        Argumentum ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
f.       Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
g.      Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
h.      Argumentum ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar .
i.        Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.

5.      Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
1)      Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain.
2)      Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
3)      Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.

2.3 Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah nalar adalah sebagai berikut:
·         Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·         Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
b)      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak

2.5 Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Memilih kata dengan baik;
2)      Harus mengetahui teori dasar dalam berpikir;
3)      Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas;
4)      Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan;
5)      Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar;
6)      Jangan menyimpulkan premis dengan cepat;
7)      Dapat berkomunikasi dengan baik;
8)      Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1)      Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Jika tidak maka akan terjadi salah nalar.
2)      Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
3)      Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain
4)      Sesungguhnya salah nalar dapat dihindari dengan mempelajari teori dalam berlogika.

3.2 Saran
Berdasarkan jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pembahasan, maka penulis dapat menyarankan beberapa hal, yaitu:
1)      Sebaiknya kita tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
2)      Sebaiknya kita memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan agar pembicaraan terstruktur dengan baik.
3)      Sebaiknya sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4)      Sebaiknya Jangan menyimpulkan premis dengan cepat.

3.3 Daftar Pustaka

http://dewifitriastuti.blogspot.co.id/2012/10/salah-nalar.html

Minggu, 27 Desember 2015

TUGAS SALAH NALAR



SALAH NALAR
ANALISA PEMBAHASAN
Nama Dosen                           : Drs. Budi Santoso.MM
Nama Penyusun                      : Nurul Maghfiroh Jufrin
NPM                                       : 26213733
KELAS                                   : 3 EB 22






FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015







KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Salah Nalar “.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang pengertian Salah nalar, macam-macam salah nalr dan faktor-faktor salah nalar.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terima kasih kepada dosen Matakuliah Sofftskills Bahasa Indonesia 2 yaitu Drs. Budi Santoso.MM , yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini.
 Akhir kata saya menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu saya mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah saya buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi bagi para pembacanya. Terima kasih.

                                                                                                    Bekasi, 27 Desember 2015





Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
I. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................................1
1.4 ManfaatPenelitian.................................................................................................................1

II. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Salah Nalar.........................................................................................................6
2.2 Macam-macam Salah Nalar.................................................................................................7
2.3 Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi.................................................................................10
2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar...........................................................................11
2.5 Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar...................................................................11

III. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2 Daftar Pustaka....................................................................................................................12







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Berpikir merupakan kata yang tentunya sudah lazim kita dengar. Bahkan berpikir dilakukan oleh semua orang dalam bertindak dan lain sebagainya. Namun, tidak semua orang mengetahui makna dari kata berpikir itu sendiri. Obyek berpikir meliputi kegiatan pikiran, akal budi manusia dan lain sebagainya. Dengan berpikir, manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya sehingga dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain. Bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Jika peraturan-peraturan itu ditepati, tentu berbagai kesalahan atau kesesatan dapat dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang dalam proses berpikir, sering terjadi kekeliruan dalam menafsirkan atau menarik suatu kesimpulan. Kekeliruan atau kesalahan dalam proses berpikir tersebut disebut dengan salah nalar. Pengertian lain mengatakan bahwa salah nalar merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Kekeliruan dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Kekeliruan dapat dihindari dengan  mengkaji terlebih dahulu sesuatu sebelum kita menafsirkan atau menarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membahas secara lebih mendalam mengenai salah nalar.
1.2      Perumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan salah nalar ?
2.      Apa saja macam-macam salah nalar
3.      Apa saja faktor penyebab terjadinya salah nalar?
4.      Mengapa salah nalar sering terjadi?
5.      Bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar?
1.3    Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui definisi salah nalar.
2.      Mengetahui  apa saja macam-macam salah nalar.
3.      Mengetahui  mengapa salah nalar sering terjadi.
4.      Mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya salah nalar.
5.      Mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar

1.4    Manfaat Penelitian
1.      Untuk menambah wawasan pembaca tentang salah nalar.
2.      Untuk mengukur seberapa jauh pembaca memahami tentang  salah nalar
3.      Sebagai pengetahuan tentang berbahasa dalam komunikasi.
4.      Pengetahuan yang diperoleh, dapat bermanfaat dalam  kehidupan sehari-hari.






Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Salah Nalar
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1.      Salah nalar induktif, berupa :
a.            kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
b.            kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
c.            kesalahan analogi.

2.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a.       kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
b.      kesalahan karena adanya term keempat.  
c.       kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d.      kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

            Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

2.2 Macam-macam Salah Nalar

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut :

1.      Generalisasi yang Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
·         Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·         Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua bentuk kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

a)      Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b)     Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.

2.      Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:
·         Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·         Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
·         Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.

3.      Kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
·         Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
·         Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.

4.      Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a.       Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b.      Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
c.       Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
d.       Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
e.        Argumentum ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
f.       Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
g.      Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
h.      Argumentum ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar .
i.        Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.

5.      Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
1)      Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain.
2)      Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
3)      Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.

2.3 Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah nalar adalah sebagai berikut:
·         Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·         Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
b)      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak

2.5 Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Memilih kata dengan baik;
2)      Harus mengetahui teori dasar dalam berpikir;
3)      Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas;
4)      Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan;
5)      Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar;
6)      Jangan menyimpulkan premis dengan cepat;
7)      Dapat berkomunikasi dengan baik;
8)      Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1)      Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Jika tidak maka akan terjadi salah nalar.
2)      Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
3)      Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain
4)      Sesungguhnya salah nalar dapat dihindari dengan mempelajari teori dalam berlogika.

3.2 Saran
Berdasarkan jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pembahasan, maka penulis dapat menyarankan beberapa hal, yaitu:
1)      Sebaiknya kita tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
2)      Sebaiknya kita memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan agar pembicaraan terstruktur dengan baik.
3)      Sebaiknya sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4)      Sebaiknya Jangan menyimpulkan premis dengan cepat.

3.3 Daftar Pustaka

http://dewifitriastuti.blogspot.co.id/2012/10/salah-nalar.html