TUGAS PENALARAN INDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
ANALISA PEMBAHASAN
Nama Dosen : Drs. Budi Santoso.MM
Nama Penyusun : Nurul Maghfiroh Jufrin
NPM :
26213733
KELAS :
3 EB 22
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Penalaran Induktif “.
Di dalam pembuatan
makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang pengertian Induktif, contoh penalaran
induktif dan Jenis-jenis penalaran Induktif.
Dalam kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati saya
menyampaikan terima kasih kepada dosen Matakuliah Sofftskills Bahasa Indonesia 2 yaitu Drs. Budi Santoso.MM , yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata saya menyadari bahwa pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu
saya mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk
pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang
telah saya buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi bagi para
pembacanya. Terima kasih.
Bekasi, 09 November 2015
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar
Isi....................................................................................................................................ii
I. BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang......................................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................................................1
1.3
Tujuan...................................................................................................................................1
1.4 Metode
Penelitian.................................................................................................................1
II. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penalaran............................................................................................................2
2.2 Pengertian Penalaran
Induktif...........................................................................................2-3
2.3 Contoh-contoh Penalaran Induktif.......................................................................................4
2.4 Bagian-bagian yang digunakan
penalaran induktif..............................................................4
2.4.1
Generalisasi....................................................................................................................4-5
2.4.2
Analogi...........................................................................................................................5-6
2.4.3 Hubungan
Klausal.............................................................................................................6
III. BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan...........................................................................................................................7
3.2 Daftar Pustaka.......................................................................................................................7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penalaran
induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Prosesnya disebut induksi.
Penalaran
induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi,
atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan
hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara
menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus
yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara
gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat,akibat sebab, dan akibat-akibat.
1.2 Perumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan penalaran induktif?
2.
Ada berapa bentuk- bentuk penalaran induktif ?
3.
Bagaimana contoh dari penalaran induktif ?
1.3 Pembahasan/Pembatasan
Masalah
1.
Penalaran induktif adalah proses
berpikir menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yg berlaku umum
berdasarkan atas fakta fakta yg bersifat khusus.
2.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi,
analogi, atau hubungan sebab akibat.
1.4 Tujuan
Penelitian
1.
Mengetahui definisi penalaran
2.
Memahami arti penalaran induktif
3.
Mampu menjelaskan
contoh-contoh penalaran induktif
4.
Mengetahui bentuk-bentuk penalaran induktif
1.5 Manfaat
Penelitian
1.
Untuk menambah wawasan pembaca tentang penalaran induktif
2.
Untuk mengukur seberapa jauh pembaca memahami
tentang penalaran induktif.
3.
Sebagai tempat mengeluarkan kretifitas seni
dalam ilmu berbahasa.
4.
Pengetahuan yang diperoleh, dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
Bab
II
Pembahasan
2.1 Pengertian
Penalaran
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
· Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli:
1.
Bakry (1986:1) menyatakan bahwa
Penalaran atau Reasoningmerupakan suatu konsep yang paling umum
menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan
sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2.
Suriasumantri (2001:42) mengemukakan
secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam
pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3.
Keraf (1985:5) berpendapat bahwa
penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data
yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain,
penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang
logis.
2.2 Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya.
Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat
disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.
Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut
oleh penganut empirisme.
Selain pengertian diatas terdapat
juga beberapa pengertian penalaran lainnya. Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan
atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64).
Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan
kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif
dengan istilah generalisasi.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata.
anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran
induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis
yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim
Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran mengandung tiga
pengertian, diantaranya :
1.
cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara
berfikir logis.
2.
Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan
nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3.
Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan
pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
2.3 Contoh-contoh Penalaran Induktif
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh
dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Atau,
Harimau
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Ikan Paus
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan
---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus
yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang
dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah,
penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
2.4 Bagian-bagian yang digunakan
penalaran induktif.
2.4.1 Generalisasi
Generalisasi yaitu proses penalaran
dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas
3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat
nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun
yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam – macam generalisasi :
·
a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana
seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus
penduduk
·
b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat
menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
2.4.2 Analogi
Analogi yaitu cara penarikan
penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
Dalam berfikir
Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru
itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada
pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas
persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya
membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering
kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan
bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau
kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari
dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya
itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh :
Danih adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia.
Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya.
Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik
yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya
membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu
masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi
harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
2.3.3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal yaitu penalaran yang
diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
·
a. Sebab - akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung
tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya
operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar
ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan
ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008).
·
b. Akibat -sebab
Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester
kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh
Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
·
c Akibat – akibat
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak
pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan
harus dirawat di rumah sakit.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sesuai dengan kodratnya, manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Hasrat
ingin tahu dalam diri manusia akan selalu memunculkan berbagai macam
pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban
terhadap pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi
apabila manusia memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah
sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri.
Biasanya manusia selalu
berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua
masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara sungguh-sungguh. Kegiatan
berpikir tentang sesuatu secara sunguh-sungguh dan logis inilah
yang disebut Penalaran.
Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan
atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64).
Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan
kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif
dengan istilah generalisasi.
1.2 Daftar
Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran