SALAH NALAR
ANALISA PEMBAHASAN
Nama Dosen : Drs. Budi
Santoso.MM
Nama Penyusun :
Nurul Maghfiroh Jufrin
NPM :
26213733
KELAS :
3 EB 22
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Salah
Nalar “.
Di dalam pembuatan
makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang pengertian Salah nalar, macam-macam salah nalr
dan faktor-faktor salah nalar.
Dalam kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati saya
menyampaikan terima kasih kepada dosen Matakuliah Sofftskills Bahasa Indonesia 2 yaitu Drs. Budi Santoso.MM ,
yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan
makalah ini.
Akhir kata saya menyadari bahwa pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu
saya mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk
pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang
telah saya buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi bagi para
pembacanya. Terima kasih.
Bekasi, 27 Desember 2015
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
I. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................................1
1.4 ManfaatPenelitian.................................................................................................................1
II. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Salah Nalar.........................................................................................................6
2.2 Macam-macam Salah Nalar.................................................................................................7
2.3 Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi.................................................................................10
2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar...........................................................................11
2.5 Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar...................................................................11
III. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2 Daftar Pustaka....................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berpikir merupakan kata
yang tentunya sudah lazim kita dengar. Bahkan berpikir dilakukan oleh semua
orang dalam bertindak dan lain sebagainya. Namun, tidak semua orang mengetahui
makna dari kata berpikir itu sendiri. Obyek
berpikir meliputi kegiatan pikiran, akal budi manusia dan lain sebagainya.
Dengan berpikir, manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah
diperolehnya sehingga dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini
terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain.
Bukan
sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika
berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatan. Oleh karena itu,
berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran
disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu
sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Jika
peraturan-peraturan itu ditepati, tentu berbagai kesalahan atau kesesatan dapat
dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih
aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman
untuk pemikiran.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa terkadang dalam proses berpikir, sering terjadi kekeliruan
dalam menafsirkan atau menarik suatu kesimpulan. Kekeliruan atau kesalahan
dalam proses berpikir tersebut disebut dengan salah nalar. Pengertian lain
mengatakan bahwa salah nalar merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Kekeliruan dapat terjadi dikarenakan
oleh beberapa faktor, yaitu faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Kekeliruan dapat dihindari dengan mengkaji terlebih dahulu sesuatu
sebelum kita menafsirkan atau menarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis akan membahas secara lebih mendalam mengenai salah
nalar.
1.2 Perumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan salah nalar ?
2.
Apa saja macam-macam salah nalar
3.
Apa saja faktor penyebab terjadinya salah nalar?
4.
Mengapa salah nalar sering terjadi?
5.
Bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui definisi salah nalar.
2.
Mengetahui apa saja macam-macam salah
nalar.
3.
Mengetahui mengapa salah nalar sering
terjadi.
4.
Mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya salah
nalar.
5.
Mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari
salah nalar
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Untuk menambah wawasan pembaca tentang salah nalar.
2.
Untuk mengukur seberapa jauh pembaca memahami
tentang salah nalar
3.
Sebagai pengetahuan tentang berbahasa dalam
komunikasi.
4.
Pengetahuan yang diperoleh, dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
Bab
II
Pembahasan
2.1
Pengertian Salah Nalar
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai
pada suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan,
atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil
keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan.
Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau
menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1.
Salah nalar induktif, berupa :
a.
kesalahan karena generalisasi yang
terlalu luas.
b.
kesalahan penilaian hubungan
sebab-akibat.
c.
kesalahan analogi.
2.
Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a.
kesalahan karena premis mayor tidak
dibatasi.
b.
kesalahan karena adanya term
keempat.
c.
kesalahan karena kesimpulan terlalu
luas/tidak dibatasi.
d.
kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan
yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan
disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita
sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut
penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan
informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan
formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat
disebut sebagai salah nalar.
2.2 Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh
karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam
berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut :
1. Generalisasi yang Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang
mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut
sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis
ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap
“menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai,
atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan
simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi
adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya.
Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
·
Setiap orang yang telah mengikuti
Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·
Anak-anak tidak boleh memegang barang
porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua bentuk
kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan
data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b) Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas
gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan
corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota
dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan
pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua
anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah
melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.
2. Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu
dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah persamaan atau
persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. Contoh dari
kerancuan analogi adalah sebagai berikut:
·
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah
tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·
Pada hari senin Patriana kuliah
mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai
sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
·
Rektor harus memimpin universitas
seperti jenderal memimpin devisi.
3. Kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat
sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau
kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai
berikut:
·
Saya tidak bisa berenang karena tidak
ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
·
Saya tidak dapat mengerjakan ujian
karena lupa tidak sarapan.
4. Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika
dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak
berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika
sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka
tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan
relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a.
Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak
suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan
yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b.
Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan
dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
c.
Argumentum ad baculum (menampilkan
kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau
menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena
ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
d.
Argumentum ad populum
(menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat.
Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah
perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu
konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
e.
Argumentum ad misericordian
(menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas
kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan
sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar
suatu perbuatan dimaafkan.
f.
Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada
suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah
penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
g.
Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang
berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan
pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
h.
Argumentum ad ignorantiam (argumen dari
keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen
bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau
bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar .
i.
Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.
5. Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat
seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh
masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor
penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
1)
Orang itu diakui keahliannya oleh orang
lain.
2)
Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan
keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
3)
Hasil pemikirannya dapat diuji
kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip
semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau
kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
2.3 Mengapa Salah
Nalar Sering Terjadi
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu
sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah
nalar adalah sebagai berikut:
·
Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah
ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·
Anak wanita dilarang duduk di depan
pintu agar tidak susah jodohnya.
2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang
lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian
persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik.
b)
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang
dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena
petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak
2.5 Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara
tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Memilih kata dengan baik;
2)
Harus mengetahui teori dasar dalam
berpikir;
3)
Sering membaca buku agar memiliki
wawasan yang luas;
4)
Memikirkan perkataan atau kalimat
sebelum diucapkan;
5)
Menguasai bahasa Indonesia dengan baik
dan benar;
6)
Jangan menyimpulkan premis dengan cepat;
7)
Dapat berkomunikasi dengan baik;
8)
Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan
sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pembahasan,
maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1)
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada
sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan
kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan. Jika tidak maka akan terjadi salah nalar.
2)
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
3)
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu
segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain
4)
Sesungguhnya salah nalar dapat dihindari dengan
mempelajari teori dalam berlogika.
3.2 Saran
Berdasarkan
jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pembahasan,
maka penulis dapat menyarankan beberapa hal, yaitu:
1)
Sebaiknya kita tidak cepat menafsirkan atau menarik
kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
2)
Sebaiknya kita memikirkan perkataan atau kalimat
sebelum diucapkan agar pembicaraan terstruktur dengan baik.
3)
Sebaiknya sering membaca buku agar memiliki wawasan
yang luas.
4)
Sebaiknya Jangan menyimpulkan premis
dengan cepat.
3.3 Daftar
Pustaka
http://dewifitriastuti.blogspot.co.id/2012/10/salah-nalar.html